Indahnya saling mengingatkan ( takut lupa ) MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL
Muslim: Bagaimana natalmu?
David: Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku?
Muslim: Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu.
Tapi urusan ini, agama saya melarangnya.
David: Tapi kenapa? Bukankah hanya sekedar kata-kata Teman muslimku yang lain mengucapkannya padaku?
Muslim: Mungkin mereka belum mengetahuinya, David? Bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat?
David: Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya.
Itu akan mengganggu kepercayaan saya.
Muslim: Kenapa? Bukankah hanya kata-kata? Ayo, ucapkanlah.
David: Sekarang, saya mengerti.
Inilah yg menyebabkan Buya Hamka memilih meninggalkan jabatan dunia sebagai Ketua MUI ketika didesak pemerintah untuk mengucapkan "Selamat Natal"
Yang meskipun anggapan HANYA BERUPA kata-kata keakraban atau toleransi.
Namun disisi Allah nilainya justru menunjukkan kerendahan aqidah seorang hamba,
Yang tidak faham dan tidak mau mengerti akan konsep ilmu agama.
Yang disisi lain faham akan ilmu-ilmu umum yang sifatnya tiada kekal,
Dan berimbas akan keselamatan akheratnya yang abadi.
In memoriam Buya Hamka. Bila Pesan ini bisa ditularkan ke yg lain, berarti kita sudah dak'wah kepada orang banyak.
Selamatkan akidah saudara kita yang lain sebagamana kita ingin diselamatkan jika ada yg salah.
lakumdinukum waliyadiin, Agamamu untuk agamamu dan Agamaku untuk agamaku (Qs.109 :6)
Inilah toleransi dalam beragama.
0 komentar:
Post a Comment